Sejarah Desa Kuwum
<p style="margin: 0cm;"><img height="100px" src="https://desakuwum.badungkab.go.id/storage/desakuwum/image/WhatsApp Image 2022-07-11 at 18.09.36.jpeg" weigth="100px" /></p> <p style="margin: 0cm;"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span arial="" style="font-family:">Di sebutlah seorang Brahmana yang merupakan famili perempuan Ida I Gst. Agung Ketut Griya yang kawin ke Buruan Sanur Beliau dutus kekerajaan Mengwi untuk mencari : Keputusan Raja tentang siapa yang akan menjadi Raja sementara di Kerajaan Mengwi akhirnya Sang Brahmanalah yang di tunjuk oleh Raja Mengwi/ Cokorda Kemuadian beliau / Brahmana membawa berita tersebut keburuan sanur dan keputusan tersebut disampaikan kepada Ida I Gusti Ketut Kengetan ( I Gst Agung Ketut Griya ) yang mengungsi ke Buruan, Sanur adalah I Gst Agung Kengetan.</span> <span arial="" style="font-family:">Ida bersama Istri keluar menanyakan hasil musyawarah dengan Raja Mengwi yang isinya : bahwa keputusan Raja sekarang sementara di pegang oleh seorang Brahmana, mengapa?</span> <span arial="" style="font-family:">”karena permaisuri Raja / Cekorda adalah seorang janda dan mempunyai anak masih kecil dan itu kemungkinan beliau tidak mampu memerintah rakyatnya sendiri. Dan sekarang di sebutlah seorang pemimpin baru seorang Brahmana, kata beliau biarkan saja Kengetan, Katik lantang dan Samu di rampas </span><span arial="" style="font-family:">oleh</span><span arial="" style="font-family:"> raja Gianyar yang sukar sekali dipertahankan dan direbut kembali.</span> <span arial="" style="font-family:">Ada so</span><span arial="" style="font-family:">al</span><span arial="" style="font-family:"> yang lebih penting kita bicarakan saudaraku bahwa sekarang di Desa Sembung yang sejak lama berupa alas yang perlu kiranya di bangun kembali karena semua penduduknya telah pergi </span><span arial="" style="font-family:">ke </span><span arial="" style="font-family:">desa lain atas bujukan dan ditakut – takuti oleh yang berkuasa di Marga dan di Perean yang diakibatkan oleh perselisih paham</span><span arial="" style="font-family:">an</span><span arial="" style="font-family:"> dengan Raja Mengwi</span><span arial="" style="font-family:">. D</span><span arial="" style="font-family:">ahulu senjata tomba druwe Perean di pinjam dan di tukar oleh Raja Mengwi dahulu. Dan sekarang berbondong – bondong orang – orang sembung, Karanjung dan Nyelati pindah ketempat – tempat lain, terutama ke Marga sampai orang – orang di Sembung, dan karena pindah ke Marga lalu di sana mendirikan Pura Desa sendiri yang di beri nama Bale Agung, dan terkenal dengan nama: Balai Agung Sembung.Demikian pula orang – orang Sembung Sobangan,</span> <span arial="" style="font-family:">sebelum pergi ke Marga telah mendirikan Pura Dalem Sekalan yang berdiri di Sembung Sobangan sendiri, demikian pula Marga ada Pura Dalem Sekalan.</span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm;"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span arial="" style="font-family:">Perintah dari Maha Patih Mengwi supaya I Gst Agung Kengetan / Ida I Gst Ketut Griya supaya secepatnya pergi ke Sembung untuk mendirikan Desa Sembung yang baru. dalam memperkokoh Desa Itu sekitarnya sebagai benteng</span> <span arial="" style="font-family:">perbatasan yang teguh, supaya jangan sampai Kerajaan Mengwi di serang</span> <span arial="" style="font-family:">dari belakang yaitu dari sebelah utara agar diusahakan sebanyak mungkin orang perarudan dari kengetan dan sekitarnya seperti: Tauman, Belang, Belang Pande, Pasekan, Dajan Peken. agar bekas rakyat Kengetan ditampung di sembung( Baru ), juga bekas Karanjung, Nyelati dan Kuwum agar diusahakan diberi Penduduk baru ,sebab di khawatir Kerajaan Mengwi dengan mudah di serang dari utara . Dan sekarang I Gst Agung Ketut Griya / I Gst Ketut Kengetan berbicara dengan istrinya mengenai hal tersebut diatas. Istri beliau sangat setuju dan berkata kalau kita berangkat ke Sembung bersama anak kita, dan kita sudah tua dan kita punya anak satu yang akan meneruskan pemerintah di sana ( sembung ).</span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm;"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span arial="" style="font-family:">Guna memenuhi keputusan Maha Patih di Mengwi kepada sang Brahmana, beliau mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, juga mengharapkan agar beliau ( Brahmana ) nanti tetap tersedia membantu memberikan nasehat dan lain lainnya bila di perlukan dan sekarang beliau membuat pemerintahan yang pertama ( I ) di Puri Sembung. Lama kelamaan karena di Nyelati, Kuwum, Karan</span><span arial="" style="font-family:">g</span><span arial="" style="font-family:">jung dan Balangan masih berupa alas,</span> <span arial="" style="font-family:">untuk menangkal serangan dari musuh marga dan Perean maka diperintahlah Anak Agung Gede Rai supaya membuat kerajaan kecil ke dua di Banjar Nyelati. Nyelatidibangun oleh I Gst Agung Gede Jelantik dituntun oleh Ayahdanya I Gst. Gede Rai ( Anak Agung Gede Rai ) yaitu berdiri pada tahun 1870 dengan diiringi oleh pengikutnya kurang lebih 800 orang . Anak Agung Gede Rai, keluarga dari I Gst Agung Ketut Griya / I Gst. Agung Ketut Kengetan di Puri Sembung ,Jumlah tanah yang dapat digarap rakyatnya tidak seimbang dengan jumlah penduduknya ( Kurang ) kemuadian pada Tahun 1875 beliau memperluas daerahnya sampai ke Banjar Kuwum, dimana beliau membuat pusat pemerintahan di Jero Kuwum, akhirnya beliau dapat membagikan tanah garapan yang sama dengan yang lainnya. Rakyat mulai membangun Kubu – kubu yang kecil untuk tidur sebelum bisa membuat rumah yang layak di huni. Karena banyaknya didirikan kubu – kubu inilah oleh masyarakat kemuadian di sebut Kuwum dan akhirnya menjadi Kuwum. Setelah pemerintahannya kurang lebih 40 Tahun Ida Anak Agung Gede Rai berpikir bagaimana caranya agar masyarakat tentram, damai dan sejahtra. Kemudian beliau bersemedi/ Tapa Brata di Pura Dalem Surya dan beliau mendapat penugran / Paica yang langsung di sungsung di Jero Gede Kuwum, dan akhirnya masyarakt idane tentram adil dan makmur. Kemudian barulah di bangun Br. Balangan yang berada sekarang. Akhirnya masyarakat Desa Kuwum bisa melaksanakan pembangunan secara gotong royong berdasarkan : Gemah, Ripah Loh Jinawe, paras paros Sarpanaye, Selulung Sembayan Taka</span></span></span></span></p> <p style="margin: 0cm;"><span style="font-size:12pt"><span style="line-height:115%"><span new="" roman="" style="font-family:" times=""><span arial="" style="font-family:">Desa Kuwum merupakan satu kesatuan dengan Desa Sembung, karena luasnya wilayah dan banyaknya penduduk, untuk mendapat pelayanan yang lebih dekat dan cepat, maka di pandang perlu untuk di mekarkan menjadi 2 ( Dua ) daerah pemerintahan Desa Dinas, yaitu Desa Sembung dan Desa Kuwum,</span> <span arial="" style="font-family:">sesuai dengan surat Keputusan Bupati Badung Nomor 342 Tahun 2002 tanggal 12 Maret 2002. Perbata</span><span arial="" style="font-family:">sa</span><span arial="" style="font-family:">n wilayah kedua Desa adalah sepetak sawah antara Kuwum dan Karan</span><span arial="" style="font-family:">g</span><span arial="" style="font-family:">jung diantara Desa Kuwum dan Desa Sembung.</span></span></span></span></p>
25 May 2021